Dalam semangat memperingati Hari Santri Nasional 2025, tiga pesantren di Kecamatan Kalijati, yakni Pondok Pesantren At-Tawazun, Pondok Pesantren Al-Musaddadiyah, dan Pondok Pesantren Assyafi’iyah, menggelar kegiatan Bahtsul Masail Kubro Gabungan pada Jum’at malam (17/10) bertempat di Auditorium Pondok Pesantren At-Tawazun.
Kegiatan ini dihadiri para santri, asatidz, dan perwakilan lembaga pesantren sebagai bentuk sinergi keilmuan dan ukhuwah Islamiyah antarpesantren di wilayah Kalijati. Alhamdulillah, kegiatan berjalan dengan lancar dan penuh keberkahan. Forum ilmiah ini menjadi ajang silaturahmi sekaligus penguatan tradisi keilmuan khas pesantren yang terus dijaga hingga kini.
Dalam forum tersebut, para santri dan musyawirin membahas permasalahan fiqh yang menarik dan relevan dengan konteks modern, berawal dari hasil pembacaan kitab (muthala’ah) salah satu santri, Kang Akbar, yang menemukan persoalan seputar hukum wanita haid memasuki atau berdiam diri di dalam masjid.
Masjid, sebagaimana dipahami dalam tradisi pesantren, merupakan pusat kegiatan keagamaan, mulai dari shalat berjamaah, pengajian, diskusi kitab, hingga kegiatan sosial santri. Namun, permasalahan muncul ketika ditemukan dalam beberapa kitab fiqh bahwa wanita yang sedang haid tidak diperkenankan memasuki masjid.
Misalkan, Kang Akbar merenung, mengingat bahwa di masa kini telah tersedia berbagai alat kebersihan modern seperti pembalut dan pelindung khusus yang dapat mencegah darah haid tercecer di area masjid. Hal tersebut memunculkan pertanyaan baru yang dibahas dalam Bahtsul Masail, antara lain:
1. Bagaimana hukum wanita yang berdiam diri (i’tikaf) di masjid dalam keadaan haid, dengan menggunakan alat pelindung modern?
2. Apakah penggunaan alat tersebut dapat mempengaruhi hukum larangan masuk masjid bagi wanita haid sebagaimana disebutkan dalam kitab-kitab fiqh klasik?
Diskusi berlangsung hangat dan penuh adab ilmiah khas pesantren. Para musyawirin mengemukakan pandangan dari berbagai kitab rujukan, dalil syar’i, serta mempertimbangkan konteks sosial dan kemajuan zaman.
Kepala Salafiyah At-Tawazun, Ust. Hisyam Subekti, S.Pd, menyampaikan bahwa kegiatan ini tidak hanya menjadi sarana memperdalam ilmu, tetapi juga mempererat ukhuwah antar pesantren di Kalijati.
“Bahtsul Masail Kubro ini kami laksanakan dalam rangka mempererat ukhuwah islamiyah antar pondok pesantren di Kecamatan Kalijati, sekaligus menjadi bagian dari rangkaian peringatan Hari Santri Nasional 2025. Melalui kegiatan ini, kita ingin menegaskan bahwa santri bukan hanya ahli ibadah, tapi juga memiliki tradisi ilmiah yang kuat dan responsif terhadap perkembangan zaman,” ujar Ust. Hisyam.
Kegiatan ini menjadi bukti nyata bahwa pesantren senantiasa menjaga tradisi intelektual Islam yang dinamis, menggali solusi keagamaan yang relevan, serta memperkuat persaudaraan dan sinergi antar lembaga pendidikan Islam di Kabupaten Subang.
Bahtsul Masail Kubro Antar Pesantren Meriahkan Hari Santri Nasional 2025 di At-Tawazun Kalijati
