Bukan Popularitas, Tapi Kebaikan: Esensi Hidup dalam Pandangan Islam

“Hidup itu bukan untuk disukai atau dibenci, tapi untuk dijalani dengan sepenuh hati dan berbuat baik setiap hari” adalah pengingat bahwa orientasi hidup seorang Muslim bukanlah popularitas di mata manusia, tetapi ketulusan dalam beramal dan keistiqamahan dalam kebaikan.

Dalam Islam, kita diajarkan untuk tidak terlalu sibuk mencari penilaian manusia, karena yang terpenting adalah bagaimana Allah menilai hati dan amal kita. Seperti sabda Rasulullah SAW:

“Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada rupa dan harta kalian, tetapi Dia melihat kepada hati dan amal kalian.” (HR. Muslim)

Hal ini sejalan dengan prinsip ikhlas — berbuat baik tanpa berharap balasan dari manusia, tetapi hanya mengharap ridha Allah SWT.

Imam Al-Ghazali juga pernah menasihatkan:

“Janganlah hatimu bergantung pada pujian atau celaan manusia, karena keduanya bisa menjatuhkanmu dari keikhlasan.”

Maka dari itu, menjalani hidup dengan sepenuh hati berarti kita fokus menjalani peran dan amanah kehidupan dengan niat yang lurus, ikhlas, dan konsisten dalam kebaikan, tanpa terpengaruh oleh pandangan manusia. Sebab, tujuan akhir kita adalah husnul khatimah dan ridha Allah SWT, bukan popularitas dunia.

Kesimpulannya, hidup bukanlah tentang menjadi idola atau objek benci orang lain. Tapi bagaimana setiap langkah kita mendekatkan diri pada Allah, membumikan nilai-nilai kebaikan, dan memberi manfaat kepada sesama.

Baca Juga :   Pada Tausyiah Usbuiyyah Pimpinan Ponpes At-Tawazun Berpesan Untuk Mempersiapkan Diri Menghadapi Ujian