Santri Bikin Perut Sakit karena Tertawa: Lomba Stand Up Comedy Porseni Ke-20 Ponpes At-Tawazun Paling Menghibur!

Gelak tawa membahana memenuhi Aula Pondok Pesantren At-Tawazun pada Selasa malam (22/07) saat cabang lomba Stand Up Comedy digelar dalam rangkaian Pekan Olahraga dan Seni (Porseni) Ke-20. Acara ini menjadi salah satu momen paling dinanti karena para santri tampil bukan hanya dengan kelucuan, tetapi juga pesan-pesan edukatif yang dibalut humor segar ala pesantren.

Peserta lomba berasal dari berbagai unit lembaga di bawah naungan At-Tawazun, mulai dari tingkat MTs, SMA hingga MA. Masing-masing tampil percaya diri dengan gaya dan karakter unik. Tema yang dibawakan pun beragam, mulai dari pengalaman sehari-hari sebagai santri, cerita lucu di dapur umum, hingga kisah cinta yang hanya bisa terjadi di balik pagar pondok.

Tak hanya membuat penonton tertawa terbahak-bahak, para komika santri ini juga menyelipkan nilai-nilai moral, kritik sosial, dan realita kehidupan di pesantren dengan cara yang ringan dan mengena. Salah satu penampilan yang mencuri perhatian adalah dari Arbinta kelas VIII MA, yang membawakan materi tentang “curhatan saat kabur untuk maen PS” yang sukses membuat juri dan penonton tak kuasa menahan tawa.

Lomba ini juga dihadiri langsung oleh Pembimbing Porseni, Ust. Raehan Khoerul Ajri, S.Ag, yang dalam sambutannya menyampaikan apresiasi tinggi kepada seluruh peserta.

“Ini bukti bahwa santri tidak hanya bisa mengaji dan berprestasi di bidang akademik, tapi juga mampu menghibur dan menyampaikan pesan-pesan positif melalui seni,” tuturnya.

Sementara itu, dewan juri menilai lomba ini sebagai salah satu cabang paling kreatif dan potensial untuk dikembangkan lebih lanjut. Mereka juga menyoroti pentingnya membangun kepercayaan diri dan kemampuan komunikasi santri sejak dini.

Stand Up Comedy dalam Porseni At-Tawazun tidak hanya menjadi ajang hiburan semata, melainkan juga wahana ekspresi dan dakwah bil hikmah yang dikemas secara jenaka. Dari tawa, muncullah makna—itulah semangat yang ingin ditanamkan oleh panitia dalam lomba ini.

Porseni ke-20 Pondok Pesantren At-Tawazun terus membuktikan bahwa pendidikan karakter dapat dibangun melalui berbagai medium, termasuk seni dan humor. Tepuk tangan meriah, tawa yang membahana, dan semangat yang membara menjadi bukti bahwa Porseni ini bukan sekadar perlombaan, tapi perayaan jiwa santri yang utuh.

Baca Juga :   Pimpinan Ponpes Yafata Kalijati Tutup Usia