Menjelang Hari Raya Idul Adha 1446 H, Pondok Pesantren At-Tawazun kembali menggelar kegiatan Ta’rif Bi Arafah sebagai bagian dari rangkaian ibadah dan refleksi spiritual santri. Kegiatan ini digelar pada Rabu malam, 5 Juni 2025, bertepatan dengan malam 9 Dzulhijjah atau malam wukuf di Padang Arafah bagi jamaah haji.
Ta’rif Bi Arafah merupakan tradisi religius yang dilakukan oleh umat Islam non-jamaah haji sebagai bentuk simbolik wukuf di Arafah. Di At-Tawazun, kegiatan ini disambut dengan khidmat oleh seluruh santri, dewan asatidz/ah, serta sebagian masyarakat sekitar.
Kegiatan diawali dengan pembacaan doa Arafah, dilanjutkan dengan dzikir bersama, muhasabah, dan tausiyah yang menggugah kesadaran spiritual. Para santri juga melakukan puasa sunah Arafah pada siang harinya, yang kemudian ditutup dengan buka puasa bersama pada malam harinya.
“Kegiatan ini menjadi sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah, mengenang perjuangan Nabi Ibrahim dan keluarganya, serta momen introspeksi diri dalam suasana kebersamaan,” ujar Ust. Dede Rusdiyanto, Ketua Pelaksana Rangkaian Idul Adha 1446 H di At-Tawazun.
Ta’rif Bi Arafah menjadi pengingat bahwa makna ibadah haji tidak hanya berlaku di Tanah Suci, tetapi juga dapat dirasakan dalam nilai-nilai keimanan yang tertanam kuat dalam jiwa setiap Muslim, termasuk para santri yang sedang menempuh pendidikan di pondok.
Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian panjang perayaan Idul Adha di Pesantren At-Tawazun, yang meliputi puasa Tarwiyah dan Arafah, pawai obor, shalat Id, penyembelihan hewan kurban, festival rampak bedug, hingga kegiatan kebersamaan seperti Master Chef dan nobar (nonton bareng). Semua kegiatan dilaksanakan dengan koordinasi Forkopimcam Kalijati dan melibatkan civitas academica serta masyarakat umum.
Dengan semangat Ta’rif Bi Arafah, pesantren berharap nilai persaudaraan, keteladanan, dan spiritualitas akan terus tumbuh dan terjaga dalam kehidupan santri sehari-hari.
Ta’rif Bi Arafah, Simbol Spiritual Wukuf Di Pesantren At-tawazun
