Upacara Hari Santri 2024, Pimpinan Ponpes At-Tawazun Tegaskan Peran Santri Dalam Membangun Bangsa

Pimpinan pondok pesantren At-Tawazun Kalijati Abina Dr. KH. Musyfiq Amrullah, Lc, M.Si menjadi Pembina Upacara Hari Santri Nasional 2024 di Lapangan Asrama Santriwati pada Senin (21/10).

Dalam amanatnya Abi bersyukur dengan adanya Keputusan Presiden (Kepres) RI No. 22 Tahun 2015, negara mengakui peran Santri dalam merebut dan mempertahankan NKRI.

Tujuan Kepres tersebut adalah untuk memperingati peran Santri dalam memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia. Tanggal 22 Oktober dijadikan Hari Santri Nasional karena hari tersebut memiliki sejarah yang tidak boleh dilupakan.

KH. Hasyim Asy’ari menginisiasi resolusi jihad setelah pertemuan para ulama se-Jawa dan Madura yang dilaksanakan di Surabaya pada tanggal 21 Oktober 1945. Pada tanggal 22 Oktober lahirlah resolusi jihad yang mewajibkan warga negara Indonesia dalam radius tertentu (Masafatul Qasri) untuk berjihad melawan penjajah yang kembali datang ke Indonesia dengan mendompleng negara NICA.

Abi mengatakan resolusi ini memicu dan memotivasi para santri serta pemuda lainnya untuk berjuang bersama-sama pada tanggal 10 November 1945.

“Tidak akan terjadi peristiwa 10 November sebagai Hari Pahlawan jika tidak ada Resolusi Jihad pada tanggal 22 Oktober.” Kata Abi

Resolusi Jihad merupakan bukti kontribusi para kyai dan santri Nahdlatul Ulama dalam memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia.

“Santri di Indonesia bukanlah penumpang biasa, apalagi penumpang gelap yang tidak jelas perannya. Justru, Indonesia merdeka dan dipertahankan kemerdekaannya berkat perjuangan para santri.” Ujar Abi

Abi menegaskan perjuangan santri tidak hanya terjadi pada 22 Oktober 1945. Lihatlah sejarah, berapa banyak para santri dan kyai yang tercatat dalam lembara negara sebagai pahlawan kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pahlawan santri diantaranya Pangeran Diponegoro yang bertempur menghadapi penjajah (1825-1830) adalah santri dari pesantren Gebang, Ponorogo dengan nama asli Adb Hamid. Kemudian ada Ki Hajar Dewantara santri dari pesantren Kelasan Prambanan, adalah seorang hafidz dan murid KH. Sulaiman.

Baca Juga :   MDT At-Tawazun Telah Melakukan Perpanjangan Izin Operasional Melalui PD Pontren Kemenag Kabupaten Subang

“Termasuk R.A. Kartini santri dari KH. Sholeh Darat yang merupakan guru KH. Hasyim Asy’ari dan KH. Ahmad Dahlan.” Tambah Abi

Upacara dimulai pada pukul 08.00 WIB dengan diawali pengibaran Bendera Merah Putih oleh Paskibra At-Tawazun dilanjutkan pembacaan Pancasila, UUD 1945 dan Ikrar Santri.

Hadir pada upacara Hari Santri antara lain Pimpinan Pondok Pesantren, Ibu Nyai Hj. Siti Nurkamilah, Para Direktur, Para Kepala Lembaga, Dewan Guru dan diikuti oleh seluruh santri pondok pesantren At-Tawazun.

×

Hubungi Kami via Whatsapp 

× Hubungi Kami