Penuh Haru, Santri At-Tawazun Sampaikan Ungkapan Syukur dan Terima Kasih di Haflah Takhrij Angkatan ke-17 Al-Imtiyaz

Dalam suasana yang penuh haru dan kebahagiaan, Ahmad Fauzi Ridwan perwakilan santri Pondok Pesantren At-Tawazun menyampaikan rasa syukur dan penghargaan mendalam pada momen bersejarah Haflah Takhrij Santri Angkatan ke-17 yang berlangsung di Auditorium Pesantren.

Diawali dengan alunan salam penuh hangat, Fauzi mengungkapkan rasa takzim kepada para guru yang mulia, para wali santri berhati samudra, serta sahabat-sahabat seperjuangan yang pernah menapaki jalan sunyi bersama dalam menuntut ilmu menuju cahaya.

“Dengan penuh rasa syukur yang amat tak terhingga, Alhamdulillah, atas ridha dan inayah-Nya, kita dapat menyelesaikan satu fase kehidupan — masa di mana hati kami ditempa, akhlak kami dibentuk, dan jiwa kami dibasuh oleh ilmu dan adab,” demikian sepenggal ungkapan Fauzi dalam pidato perpisahan.

Ucapan terima kasih mendalam disampaikan kepada para guru, yang tak hanya mengajarkan ilmu, tetapi juga kehidupan.

“Wahai para pengajar, doa kami, semoga setiap huruf yang kalian ajarkan menjadi saksi kebaikan, menjadi ladang pahala yang tak terputus hingga akhir zaman,” ucap Fauzi penuh khidmat.

Tak lupa, penghormatan tulus juga ditujukan kepada ayah dan bunda, yang telah berkorban tanpa suara, memberikan doa dalam diam yang tak pernah putus.

“Terima kasih tak akan pernah cukup mewakili lautan pengorbanan kalian. Kami memohon maaf atas semua cinta yang pernah kami lupakan, atas waktu yang tidak selalu kami hargai, atas kata yang mungkin pernah melukai. Maafkan kami, ayah bunda, kami sedang belajar menjadi pribadi yang lebih baik,” lanjut Fauzi dengan suara bergetar.

Dalam momen penuh keharuan ini, santri-santri At-Tawazun juga berjanji untuk melangkah dengan penuh harapan, membentangkan cinta, dan membangun identitas diri yang teguh dalam kebenaran, bermanfaat bagi sesama, dan bercahaya di tengah gelapnya zaman.

Baca Juga :   Upacara Hari Santri 2024, Pimpinan Ponpes At-Tawazun Tegaskan Peran Santri Dalam Membangun Bangsa

“Doakan kami, agar menjadi anak-anak yang taat, yang bukan hanya hafal ayat, tetapi juga menanamkan akhlak; anak-anak yang kembali ke rumah bukan dengan tangan kosong, melainkan dengan ilmu yang berkah dan bermanfaat,” pinta Fauzi dengan penuh harap.

Tak lupa, ucapan maaf ditujukan pula kepada sahabat seperjuangan — teman satu atap dalam cinta dan cita.

“Mohon maaf atas luka dalam langkah kita, dalam canda yang mungkin meninggalkan kecewa, dalam diam yang mungkin menyisakan kesalahpahaman. Semoga semua itu terhapus oleh waktu dan ridha Allah,” ungkap Fauzi.

Momen Haflah Takhrij ini bukan semata tentang perpisahan, melainkan juga tentang menguatkan ukhuwah dari hati-hati yang sama-sama tunduk pada Ilahi. Sebuah cinta yang tumbuh dalam kesederhanaan dan keikhlasan, cinta yang tidak menuntut apa-apa selain menjadi cahaya satu sama lain.

Sebagai penutup, Fauzi mengutip falsafah,
“Dalam bahasa Sansekerta, kami menyebutnya preman — cinta yang tulus, tidak menuntut, tetapi hadir, menguatkan, dan setia.”

Haflah Takhrij Angkatan ke-17 ini menjadi penanda perjalanan baru para santri At-Tawazun untuk membawa nilai-nilai ilmu, akhlak, dan semangat perubahan ke tengah masyarakat, dengan tekad kuat untuk terus belajar dan menjadi manfaat bagi umat.