Ngaji Zaman Now? Tetap Kitab Kuning Dong! Di Pondok Pesantren At-Tawazun, Tradisi Keilmuan Ini Terus Dilestarikan

Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kementerian Agama RI kembali mengampanyekan pentingnya pembelajaran kitab kuning sebagai jantung pendidikan pesantren. Salah satu pesantren yang aktif menjaga warisan ini adalah Pondok Pesantren At-Tawazun, yang konsisten menjadikan kitab kuning sebagai kurikulum utama dalam membentuk karakter dan keilmuan santri.

Melalui kampanye bertajuk “Ngaji Zaman Now? Tetap Kitab Kuning Dong!”, masyarakat pesantren diajak untuk terus menjaga warisan keilmuan Islam klasik dalam menghadapi tantangan zaman modern.
Kitab kuning atau kutub at-turats merupakan warisan para ulama salaf yang sangat kaya akan ilmu, hikmah, serta pemahaman mendalam terhadap Al-Qur’an dan Hadis. Dalam kampanye ini, disampaikan enam alasan mengapa kitab kuning tetap relevan dan krusial untuk dipelajari di era digital saat ini:

Warisan Ulama Klasik
Kitab kuning menjadi sumber utama keilmuan Islam dari para ulama terdahulu. Kekayaan ilmu yang tertuang di dalamnya menjadi fondasi kuat dalam memahami ajaran Islam secara utuh dan mendalam.

Menguatkan Pemahaman Agama
Isi kitab kuning mencakup beragam disiplin ilmu seperti fikih, tauhid, tafsir, akhlak, hingga ushul fiqh, yang menjadi pilar utama dalam membentuk pemahaman keagamaan yang kokoh dan moderat.

Melatih Kemampuan Bahasa Arab
Kitab kuning ditulis dalam aksara Arab gundul (tanpa harakat), sehingga membacanya melatih kemampuan kontekstual dan pemahaman mendalam terhadap teks Arab klasik.

Mewarisi Tradisi Keilmuan Pesantren
Pembelajaran kitab kuning merupakan ciri khas dan jantung pendidikan pesantren. Di Pondok Pesantren At-Tawazun, kegiatan ini menjadi bagian tak terpisahkan dari proses membentuk santri yang unggul secara spiritual dan intelektual.

Membentuk Karakter Ulama
Santri yang belajar kitab kuning dibentuk menjadi pribadi ilmiah, bijak, kritis, serta memiliki adab dan etika keilmuan yang tinggi—modal utama mencetak calon ulama masa depan.

Membedakan Pendapat Shahih dan Dha’if
Dengan metodologi keilmuan yang mendalam, kitab kuning mengajarkan pembelajarnya untuk memilah dalil dan pendapat secara bijak dan tidak terjebak dalam pemahaman yang sempit.

Seluruh santri dan masyarakat pesantren untuk tetap bangga dan konsisten menjadikan kitab kuning sebagai pilar utama pembelajaran Islam. Tidak hanya sebagai warisan, tapi juga sebagai solusi intelektual dan spiritual bagi tantangan zaman.
Mempelajari kitab kuning menjadi momentum memperkuat identitas keilmuan pesantren yang kontekstual, religius, dan berakar kuat pada tradisi — sebagaimana yang terus dijaga di Pondok Pesantren At-Tawazun.

Baca Juga :   Pondok Pesantren At-Tawazun Menggelar Coaching Clinic bersama Legenda Persib Bandung Atep dan Tantan serta At-Tawazun Futsal Competition Season 1 Tahun 2025