Muhafadzoh adalah sebuah metode sederhana yang diadopsi dari pondok pondok pesantren salafiyah untuk memudahkan para santri dalam menghafalkan bait-bait (Nadzom) pelajaran, sehingga para santri akan lebih mudah memahami pelajaran pelajaran yang diajarkan di kelasnya masing masing karena sudah dilandasi dengan hafalan yang kuat.
Hal itu disampaikan Ust. Hisyam Subekti, S.Pd.I kepada team media online At-Tawazun melalui aplikasi WhatsApp. Ust. Hisyam Subekti menambahkan metode klasik ini sebetulnya sudah ada pada zaman keemasan Islam yakni sekitar abad 15 Hijriyah. Dimana para pelajar Islam tengah menempuh pendidikan di daerah Kuffah dan Basroh, Irak.
Metode muhafadzoh adalah membaca nadzam pelajaran secara bersama-sama, dengan diiringi nada yang sesuai, sehingga menghafalkan akan terasa lebih mudah.
“Saat ini Metode Muhafadzoh sudah dikembangkan dengan baik oleh pondok pondok pesantren di indonesia khususnya di pondok pesantren kita tercinta At-Tawazun.” Ungkap Ust. Hisyam
Dalam Muhafadzoh yang diadakan Mingguan, setiap tingkatan wajib mengikuti kegiatan tersebut. Mereka disimak oleh kaka kelas yang sudah ditunjuk bahkan dibuatkan absen khusus Muhafadzoh, sehingga perkembangan prestasi hafalan santri akan lebih mudah dipantau.
“Adapun hafalnya yang mereka geluti tergantung tingkatan kelasnya masing masing seperti Amsilatu Tashrif, Matan Jurumiyah, imrhiti dan Alfiyah Ibnu Malik.” Kata Ust. Hisyam
Kedepannya insya Allah akan diagendakan tidak hanya muhafadzoh mingguan tapi juga muhafadlah akhirussanah, dengan disimak dan disetorkan perolehan hafalan mereka selama satu tahun kepada Majelis Guru Salafiyah.
Ust. Hisyam berharap kedepannya kegiatan muhafadzoh ini bisa menjadi salah satu syarat untuk mengikuti ujian, karena bisa menjadi barometer untuk mengukur prosentase prestasi santri secara umum.
Sebagai informasi sudah ada puluhan santri yang hapal kitab Amsilatu Tashrif dan Matan Jurumiyah secara utuh.
